Rabu, 16 Oktober 2013

Keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Allah berfirman fabasysyarnaahu bighulamin halim (Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak) Itulah satu diantara berbagai ayat yang mengisahkan tentang nabi Ibrahim, kita semua mengenal beliau, nabi yang kita kenal dengan memiliki iman yang sangat kuat, kesabaran yang tinggi, beliau beristrikan siti Hajar, mereka berdua membangun rumah tangga bersama walaupun berbagai masalah datang, serentetan ujian yang hadir, berbagai godaan yang ia hadapi, tetapi karena kesabarannya beliau dapat mengatasi berbagai masalah, ujian dan godaan tersebut.
Tetapi beliau merasa kesepian tanpa kehadiran seorang anak yang akan mewariskan ajaran syariat Allah, telah bertahun-tahun beliau menikah tetapi belum juga dikaruniai seorang anak. Telah banyak linangan air mata dalam doanya untuk dikaruniai seorang anak, dan pada akhirnya Allah mengabulkan permintaan Nabi ibrahim dan siti hajar, lalu pada akhirnya lahirlah seorang putra yang beliau beri nama nabi ismail.
Ketika nabi ismail menginjak dewasa, datanglah sebuah ujian yang sangat besar bahwa dalam mimpi nabi ibrahim, beliau melihat bahwa dirinya menyembilih nabi ismail, maka ia sadar bahwa yang dialaminya adalah wahyu bukan godaan dan bisikan setan.
Ketika ia hendak menceritakan kepada putranya, banyaak setan yang menggodanya tetapi segera saja ia menepis semua itu dan meminta perlindungan kepada Allah, lalu berkata kepada anaknya ya bunayya inni ara fil manam anni adzbahuka fandzur madza tara=  hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu. Lalu ismail menjawab ya abatif’al ma tu’mar satajiduni insyaallahu minashabirin= hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. Demikianlah bukti kecintaan ismail kepada Allah mengalahkan cintanya pada dirinya sehingga rela mengorbankan nyawanya.
Maka dilaksanakanlah perintah Allahsesuai firmannya falamma aslama watallahu liljabin qs shaffat 103= tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim membaringkan anaknya diatas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini ‘ia telungkupkan ke tanah untuk disembelihdari arah tengkuknya tanpa melihat wajahnya saat disembelih agar lebih ringan perasaannya.
Ketika ibrahim telah sempurna merebahkan nabi ismail dan menaruh mata pisau di leher ismail, maka Allah mengetahui kejujuran mereka berdua. Allah berfirman seraya memuji ibrahim ‘dan kami panggil dia, hai ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik ashshaffat 104-105.
Akhirnya allah pun menjadikan jalan keluar dari ujian mereka berdua. Allah ganti ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Allah berfirman inna hadza lahuwal balaumubin 0 wafadainahu bidzibhin adzim sesungguhnya ini benar benar ujian yang nyata, dan kamitebus anak itu dengan sembelihan yang besar ashshaffat 106 107.
Dari pemaparan kisah diatas, sedikitnya kita mengambil 2 pokok pelajaran pertama life skill, kemampuan hidup yang ada pada nabi ibrahim, kesabaran yang ibrahim dan hajar miliki ketika menunggu datangnya seorang anak , pengorbanan yang naibi ismail berikan demi menjalankan wahyu allah kedua  kasih sayang, begitu besar kasih sayang ibrahim dan hajar kepada anak semata wayangnya, mengasuhnya hingga beribadah bersama, merupakan sebuah suri tauladan bagi umat yang akan datang, Allah said watarakna alaihi fil akhirin Kami abadikan untuk ibrahim itu pujian di kalangan orang orang yang datang.



Disampaikan Fazka Khoiru Rijal 9 oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar