Selasa, 17 Juli 2018

DEFINISI AL QURAN DAN PERBEDAANNYA DENGAN HADITS QUDSI


       I.            

DEFINISI AL QURAN DAN PERBEDAANNYA DENGAN HADITS QUDSI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ulumul Quran
Dosen Pengampu : Dr Hamdani Muin
Disusun oleh :
Fazka Khoiru Rijal      (123111072)
Umi Nihayah               (1403066038)
Nur Istirokhiyati         (1403066042)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

PENDAHULUAN
Mendalami al-Qur’an itu memang terkait dengan banyak variable ilmu yang perlu dikuasai, seperti sejarah, asbab nuzul, qira’at, nasikh mansukh, isra’illiyat, dan lain-lain. Namun tidak berarti al-Qur’an itu menyulitkan, justru ini adalah bekal yang harus dibawa saat mengarungi samudra al-Qur’an.
Baik hadits Nabawi, hadits Qudsi maupun al-Qur’an, ketiganya diterima oleh sahabat dari Nabi SAW. Dilihat dari satu sudut ini saja, terlihat betapa Rasulullah sangat luar biasa, terutama dalam hal kekuatan hafalan atau daya ingatannya. Rasulullah dengan sumber- sumber tersebut membina umatnya, yang berlatar belakang suku, adat, dan kemampuan yang berbeda- beda menjadi satu umat yang kokoh yang saling menunjang untuk kepentingan membina umat dan menerapkan serta menjelaskan syari’at Islam.
Oleh karena itu, pembahasan kali ini, kami membawakan uraian tentang definisi al-Qur’an serta perbedaannya dengan hadits Qudsi.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Definisi al-Qur’an?
B.     Apakah perbedaan antara al-Qur’an dengan Hadits Qudsi?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Definisi al-Qur’an
Secara Bahasa, al-Qur’an berasal dari ق-ر- أ dengan masdar qara’a - qira’atan -qur’anan, yang berarti mengumpulkan.[1] Tokoh ulama az-Zujaj berpendapat bahwa “al-Quran” merupakan sifat yang berwazan fa’lan yang diderivasikan dari al-Qar’u, yang bermakna al-jam’u yaitu mengumpulkan. Sementara itu, Al-Zarqasyi mengemukakan pendapatnya bahwa  kata Quran berasal dari kata Qara’a yang berarti Dzahara dan Bayana yaitu yang tampak , jelas, atau gamblang. Alasannya, karena jika orang membaca Al-Quran, berarti ia menampakkan dan mengeluarkan Al-quran.[2]
Secara istilah, makna al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti, dan bernilai ibadah bagi pembacanya. Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya Al-Qur’an adalah petunjuk lengkap bagi umat manusia sejak turunnya Al-Qur’an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti.[3]
Diantara nama- nama lain dari al-Qur’an, sebagian darinya antara lain:
a.       Al- Kitab. Dinamai Kitab karena ayat- ayat al-Quran tertulis dalam bentuk kitab. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS Al Baqarah ayat 2, yang artinya, “Kitab ini tidak ada keraguan padanya sebagai petunjuk bagi orang- orang yang bertakwa.”
b.      Al- Furqan. Yang artinya pembeda. Artinya al-Quran menjelaskan antara yang hak dan yang batil, antara yang benar dan yang salah, dan antara yang baik dan buruk. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS al Furqan ayat 1, yang artinya, “Maha Suci Allah yang telah menurunkan al Furqan kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”
c.       Al- Dzikr. Yang artinya peringatan karena menurut al- Zarkasyi, al-Quran mengandung peringatan- peringatan, nasihat- nasihat, serta informasi mengenai umat yang telah lalu yang tentu saja sebagai peringatan dan nasihat bagi orang yang bertakwa. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS Al Hijr ayat 6, yang artinya, “Dan mereka berkata: wahai orang yang diturunkan padanya Al Dzikr.”[4]


B.     Perbedaan antara al-Qur’an dengan Hadits Qudsi
Dari sudut kebahasaan kata “Qudsi” berasal dari kata “qadusa, yaqdusu, qudsan”, yang artinya suci atau bersih. Maka kata “Hadits Qudsi” artinya ialah Hadits yang suci. Makna dari hadits Qudsi juga disebut Hadits ilahy. Maka arti dari Hadits Qudsi adalah setiap Hadits yang disabdakan Nabi SAW dengan mengatakan “Allah berfirman” dan mengandung penyandaran Nabi SAW kepada Allah.
Ath Thiby berkata, “Hadits qudsi ialah titah Tuhan yang disampaikan kepada Nabi di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi menerangkan apa yang dimimpikannya itu dengan susunan perkataan beliau sendiri serta menyandarkannya kepada Allah”. Pada hadits yang lain beliau tidak mengatakan, “Allah berfirman…”
Abul Baqa’ al Ukbary dalam Kulliyat-nya, mengenai perbedaan antara al Quran dengan hadits qudsi berkata, “al Quran ialah wahyu yang lafal dan maknanya dari Allah SWT. Adapun hadits qudsi ialah wahyu yang lafalnya dari Rasul, sedangkan maknanya dariAllah, diturunkan dengan jalan ilham atau jalan mimpi.”[5]
Manna’ Qathan dalam bukunya Mabahits fi Ulum al Quran menjelaskan bahwa hadits qudsi adalah segala yang disandarkan Nabi SAW kepada Allah, atau kata lain bahwa Nabi meriwayatkan meriwayatkan dari Allah dengan menggunakan lafadznya.[6]
Disebut Hadits Qudsi karena ia muncul dari Allah SWT, dipandang dari segi keberadaan Allah SWT sebagai yang memfirmankan dan yang memunculkan untuk mula pertamanya. Adapun keberadaannya sebagai hadits adalah karena Rasul menceritakan dari Allah SWT. Karena itu jika berkenaan dengan al- Quran, dikatakan “Allah berfirman”, sedangkan jika berkenaan dengan hadits Qudsi dikatakan: “Rasul SAW bersabda tentang apa yang diriwayatkan dari Tuhannya”.[7]
Mengenai perbedaan antara al Qur’an dengan hadits qudsi, ada sekitar 6 perbedaan, antara lain:
a.       Pertama, al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, sedangkan hadits Qudsi bukan
b.      Kedua, Al Qur’an redaksi dan maknanya langsung dari Allah SWT sedangkan hadits qudsi maknanya dari Allah dan redaksinya dari Nabi SAW.
c.       Ketiga, dalam shalat al Qur’an merupakan bacaan yang diwajibkan sehingga tidak sah salat seseorang kecuali dengan bacaan al Qur’an. Hal ini tidak berlaku pada hadits qudsi.
d.      Keempat, menolak al Qu’an merupakan perbuatan kufur, berbeda dengan penolakan hadits qudsi.
e.       Kelima, al Qur’an diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril sedangkan hadits qudsi diberikan langsung baik melaluiilham maupun mimpi.
f.       Keenam, perlakuan atau sikap seseorang terhadap al Qur’an diatur oleh beberapa aturan, seperti keharusan bersuci dari hadas ketika memegang atau membacanya, serta tidak boleh menyalin ke dalam bahasa lain tanpa dituliskan aslinya. Hal ini tidak berlaku dalam hadits qudsi.[8]
Contoh hadits qudsi:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : يقول الله تعالى : (( أَنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي , وَأنَا مَعَهُ حَيْث يَذْكُرُنِى )) رواه البخارى
Artinya: Dari Abu Hurairah RA , sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Allah berfirman, “Aku, menurut prasangkaan hamba-Ku dan aku besertanya dimana saja dia menyebut (mengingat) Aku.” HR Al Bukhary.
قال الله تعالى: كُلُّ عَمَالِ ابن آدَمَ لَهُ إِلاّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَ أَنَا أَجْزِىْ بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ , فَإِذَا كان يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ ولاَ يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْقَاتَلَهُ , فَلْيَقُلْ : إِنِّيْ صَائِمٌ . (رواه البخارى ومسلم)
Artinya: Allah berfirman, “Seluruh amal anak Adam untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa itu perisai. Apabila seseorang diantara kamu berpuasa, janganlah dia memaki- maki, mengeluarkan kata- kata keji dan jangan dia membuat kegaduhan. Jika dia dicaci oleh seseorang, atau dibunuh (hendak dibunuh), hendaklah dia katakana: Saya berpuasa.” HR Bukhary dan Muslim.[9]

 IV.            KESIMPULAN
Setelah pembahasan di atas, kita menyimpulkan bahwa, secara bahasa, al-Qur’an berasal dari ق-ر- أ dengan masdar qara’a - qira’atan -qur’anan, yang berarti mengumpulkan. Secara istilah, makna al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti, dan bernilai ibadah bagi pembacanya. Diantara nama- nama lain al Quran antara lain al-Kitab, al-Furqan, al- Dzikr, dll
Hadits qudsi adalah setiap Hadits yang disabdakan Nabi SAW dengan mengatakan “Allah berfirman” dan mengandung penyandaran Nabi SAW kepada Allah. Sedangkan perbedaannya dengan al-Quran antara lain Pertama, al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, sedangkan hadits Qudsi bukan. Kedua, Al Qur’an redaksi dan maknanya langsung dari Allah SWT sedangkan hadits qudsi maknanya dari Allah dan redaksinya dari Nabi SAW. Ketiga, dalam shalat al Qur’an merupakan bacaan yang diwajibkan sehingga tidak sah salat seseorang kecuali dengan bacaan al Qur’an. Hal ini tidak berlaku pada hadits qudsi. Keempat, menolak al Qu’an merupakan perbuatan kufur, berbeda dengan penolakan hadits qudsi. Kelima, Al Qur’an diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril sedangkan hadits qudsi diberikan langsung baik melaluiilham maupun mimpi. Keenam perlakuan atau sikap seseorang terhadap al Qur’an diatur oleh beberapa aturan.


    V.            PENUTUP
Mungkin cukup sampai sekian pembahasan makalah dari kelompok kami untuk hari ini, mungkin apabila terjadi kesalahan baik melalui lisan maupun tulisan, kami segenap pemakalah yang bertugas mengucapkan ucapan maaf yang sebesar- besarnya. Dan harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita di dunia dan akhirat. Amin…


DAFTAR PUSTAKA
Ash- Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar ilmu Hadits, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013.
Hermawan, Acep, ‘Ulumul Quran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011.
Qathan, Manna’, Mabahits fi Ulum al Quran, Riyadh: Mansyurat al ‘Ashr al Hadits, 1990.
Rofiah, Kusniati, Studi Ilmu Hadith, Yogyakarta: Nadi Offset Yogyakarta, 2010.
Wardhana, Wisnu Arya, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2004.


[1]. Manna’ Qathan, Mabahits fi Ulum al Quran, (Riyadh: Mansyurat al ‘Ashr al Hadits, 1990), hlm. 20.
[2]. Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12.
[3]. Wisnu Arya Wardhana, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2004), hlm.46.
[4]. Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011),  hlm. 15-16.
[5]. Muhammad Hasbi Ash- Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013), hlm. 18.
[6]. Manna’ Qathan, Mabahits fi Ulum al Quran, (Riyadh: Mansyurat al ‘Ashr al Hadits, 1990), hlm. 25.
[7]. Kusniati Rofiah,  Studi Ilmu Hadith, (Yogyakarta: Nadi Offset Yogyakarta, 2010), hlm. 34.
[8]. Kusniati Rofiah,  Studi Ilmu Hadith, (Yogyakarta: Nadi Offset Yogyakarta, 2010), hlm. 38.
[9]. Muhammad Hasbi Ash- Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013), hlm. 19.

Senin, 16 Juli 2018

Masa Anak-Anak Awal dan Akhir


A.   Perkembangan Masa Anak- Anak Awal

Masa anak- anak awal (p1rasekolah) berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah:
1.    Perkembangan fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di bandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat, antara lain:
a.    Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg (Mussen, Conger & kagan, 1969).
b.    Perkembangan otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal ialah perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination,yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak.
c.    Perkembangan motorik
Dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf-otot (neuromuskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan kasar mengarah kearah gerakan yang lebih halus yang memerlukan kecermatan dan kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi. Keterampilan dan koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya dan keluwesannya.
2.    Perkembangan Kognitif
a.    Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Secara garis besar, piaget mengelompokan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap:  tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap opera konkret, dan tahap operasi formal. Tahap sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan tindakan indrawinya.Tahap praoperasi diwarnai dengan mulai digunakannya simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa. Tahap operasi konkret di tandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal dicirikan dengan pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif.
Tahap-tahap diatas saling berkaitan. Urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik, karena tahap sesudahnya mengandaikan terbentuknya tahap sebelumnya. Tetapi, tahun terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang. Seseorang dapat mulai tahap operasi formal pada umur 11 tahun, sedangkan orang lain baru mulai tahap yang sama pada umur 15 tahun. Perbedaan antara tahap sangat besar karena ada perbedaan kualitas pemikiran yang lain. Meskipun demikian, unsur dari perkembangan sebelumnya tetap tidak dibuang. Jadi, ada kesinambungan dari tahap ke tahap, walaupun ada juga perbedaan yang sangat mencolok.
b.    Persepsi visual
Kematangan penglihatan juga meningkat pada usia prasekolah dan otot-otot mata sudah berkembang di akhir usia prasekolah. Hal ini memungkinkan anak menggerakan matanya untuk melihat sederetan huruf-huruf, memusatkan penglihatan dan mempertahankan perhatiannya untuk jangka waktu cukup lama.
c.    Perkembangan Memori
Dibandingkan dengan bayi, mengukur memori anak-anak jauh lebih mudah, karena anak-anak telah dapat  memberikan reaksi secara verbal. Berikut ini akan diuraikan beberapa komponen penting dari memori anak-anak usia pra sekolah, terutama memori jangka pendek dan jangka panjang.
1)    Memori jangka pendek
Dalam memori jangka pendek, individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek ini sering di ukur dalam rentang memori, yaitu jumlah item yang dapat diulang kembli dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain berupa angaka, huruf, atau simbol. Tes rentang memori pada umumnya dimasukan kedalam tes intelegensi yang dibakukan item-itemnya. Dengan menggunakan tes ini, terbukti bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar.
2)    Memori jangka panjang
Dalam studi yang dilakukan oleh Brown dan Scout, terlihat bahwa anak usia 4 tahun mencapai ketepatan 75% dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu sebelumnya. Beberapa studi juga menunjukan bahwa anak-anak memiliki memori rekognisi yang baik sekalipun telah mengalami penundaan untuk jangka waktu yang lama.
d.    Perkembangan Atensi  
Atensi pada anak telah berkembang pada masa bayi. Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun pra sekolah. Penelitian telah menunjukan bahwa hilangnya atensi ( habituation) dan pulihnya atensi ( dishabituation) bila diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan dengan tingginya kecerdasan pada tahun-tahun pra sekolah.
e.    Perkembangan Metakognitif
Sebagai anak yang mulai tumbuh menjadi lebih besar, mereka berusaha mengetahui tentang pengetahuannya sendiri, tentang bagaimana belajar, dan mengingat situasi-situasi yang dialami setiap hari, dan bagaimana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif mereka, para ahli psikologi menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif, yaitu pengetahuan tentang kognisi. Menurut Margaret W. Matlin (1994), metakognitif adalah “ knowledge and awareness about cognitive processes-or our thoughts about thinking”. jadi yang dimaksud dengan metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau tentang pemikiran kognitif.
f.     Perkembangan bahasa
Dalam pembahasan tentang perkembangan kognitif diatas telah disinggung dalam fase prakonseptual, seiring dengan kemunculan simbolis, anak-anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa yang cepat ini dianggap sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Dengan demikian pada masa ini anak-anak telah mengalami sejumlah nama-nama dan hubungan antara simbol-simbol. Ia juga dapat membedakan berbagai benda disekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.
3.    Perkembangan Psikososial
Disamping perkembangan fisik dan kognitif sebagaimana telah di bicarakan di atas, masa awal anak-anak juga ditandai dengan perkembangan psikososial yang cukup pesat. Perkembangan psikososial yang terjadi pada masa awal anak-anak, diantaranya  hubungan dengan orang lain (orang tua & teman sebaya), bermain dan perkembangan moral.
a.    Hubungan dengan orang tua
Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua atau pengasuhnya selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.

b.    Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga.Melalui teman anak memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya.
c.    Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat bermain adalah:
1)    Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
2)    Menghilangkan ketegangan
3)    Meningkatkan perkembangan kognitif
4)    Meningkatkan eksplorasi
5)    Memperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol dan berinteraksi dengan teman sebaya.
d.    Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Seseorang ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, individu belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral.Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yaitu, Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Identifikasi, dengan cara meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba.
B.   Perkembangan Masa Anak- Anak Akhir
Masa anak akhir (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Masa ini merupakan tahap terpenting bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya seperti aspek afektif, kognitif, psikomotorik, maupun aspek psikososial untuk menyongsong ke masa remaja.
Permulaan masa ana akhir ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, prilaku dan nilai bagi anak.
Tibanya masa anak akhir sulit untuk diketahui secara tepat kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual sebagai kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas timbulnya tidak selalu sama pada setiap anak. Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan kematangan seksual. Secara umum anak perempuan masa anak akhir berlangsung antara usia 6 - 13 tahun, artinya memiliki rentang waktunya sekitar 7 tahun. Sedangkan bagi anak laki-laki berlangsung antara 6 – 16 tahun yang berarti memiliki rentang waktu sekitar 8 tahun. Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Akhir:
a.    Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
b.    Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
c.     Perbandingan tubuh
Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
d.    Kesederhanaan.
Pebandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
e.    Perbandingan otot lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaanya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus.
f.      Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap. Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja. Peningkatan didalam pertumbuhan dan perkembangan motorik yang muncul pada anak-anak usia sekolah, perkembangan fisik pada kanak-kanak tengah tidak secepat pada masa awal. Perbedaan yang besar muncul pada tinggi dan berat.


DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Posdakarya.
Gunarsa. 2008. psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulya