Allah berfirman fabasysyarnaahu
bighulamin halim (Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak)
Itulah satu diantara berbagai ayat yang mengisahkan tentang nabi Ibrahim, kita
semua mengenal beliau, nabi yang kita kenal dengan memiliki iman yang sangat
kuat, kesabaran yang tinggi, beliau beristrikan siti Hajar, mereka berdua
membangun rumah tangga bersama walaupun berbagai masalah datang, serentetan
ujian yang hadir, berbagai godaan yang ia hadapi, tetapi karena kesabarannya
beliau dapat mengatasi berbagai masalah, ujian dan godaan tersebut.
Tetapi beliau merasa kesepian tanpa
kehadiran seorang anak yang akan mewariskan ajaran syariat Allah, telah
bertahun-tahun beliau menikah tetapi belum juga dikaruniai seorang anak. Telah
banyak linangan air mata dalam doanya untuk dikaruniai seorang anak, dan pada
akhirnya Allah mengabulkan permintaan Nabi ibrahim dan siti hajar, lalu pada
akhirnya lahirlah seorang putra yang beliau beri nama nabi ismail.
Ketika nabi ismail menginjak dewasa,
datanglah sebuah ujian yang sangat besar bahwa dalam mimpi nabi ibrahim, beliau
melihat bahwa dirinya menyembilih nabi ismail, maka ia sadar bahwa yang
dialaminya adalah wahyu bukan godaan dan bisikan setan.
Ketika ia hendak menceritakan kepada
putranya, banyaak setan yang menggodanya tetapi segera saja ia menepis semua
itu dan meminta perlindungan kepada Allah, lalu berkata kepada anaknya ya
bunayya inni ara fil manam anni adzbahuka fandzur madza tara= hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu. Lalu ismail
menjawab ya abatif’al ma tu’mar satajiduni insyaallahu minashabirin= hai
bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar. Demikianlah bukti kecintaan ismail
kepada Allah mengalahkan cintanya pada dirinya sehingga rela mengorbankan
nyawanya.
Maka dilaksanakanlah perintah
Allahsesuai firmannya falamma aslama watallahu liljabin qs shaffat 103=
tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim membaringkan anaknya diatas
pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan
ayat ini ‘ia telungkupkan ke tanah untuk disembelihdari arah tengkuknya tanpa
melihat wajahnya saat disembelih agar lebih ringan perasaannya.
Ketika ibrahim telah sempurna merebahkan
nabi ismail dan menaruh mata pisau di leher ismail, maka Allah mengetahui
kejujuran mereka berdua. Allah berfirman seraya memuji ibrahim ‘dan kami
panggil dia, hai ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.
Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat
baik ashshaffat 104-105.
Akhirnya allah pun menjadikan jalan
keluar dari ujian mereka berdua. Allah ganti ismail dengan seekor sembelihan
yang besar. Allah berfirman inna hadza lahuwal balaumubin 0 wafadainahu
bidzibhin adzim sesungguhnya ini benar benar ujian yang nyata, dan
kamitebus anak itu dengan sembelihan yang besar ashshaffat 106 107.
Dari pemaparan kisah diatas, sedikitnya
kita mengambil 2 pokok pelajaran pertama life skill, kemampuan hidup
yang ada pada nabi ibrahim, kesabaran yang ibrahim dan hajar miliki ketika
menunggu datangnya seorang anak , pengorbanan yang naibi ismail berikan demi
menjalankan wahyu allah kedua kasih sayang, begitu besar kasih sayang
ibrahim dan hajar kepada anak semata wayangnya, mengasuhnya hingga beribadah
bersama, merupakan sebuah suri tauladan bagi umat yang akan datang, Allah said watarakna
alaihi fil akhirin Kami abadikan untuk ibrahim itu pujian di kalangan orang
orang yang datang.
Disampaikan
Fazka Khoiru Rijal 9 oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar